NAMA :RANDI
ADITIA WIGUNA
KELAS :2KA33
KELOMPOK :1
MATERI :ONGKOS DANPENERIMAAN
KELOMPOK :1
MATERI :ONGKOS DANPENERIMAAN
5.
JENIS-JENIS
PENERIMAAN PERUSAHAAN
Penerimaan perusahaan dapat dibedakan menjadi
penerimaan total, penerimaan rata-rata, dan penerimaan marginal. Berikut uraian
lengkap mengenai ketiga penerimaan tersebut.
a.
Penerimaan
total/total revenue (TR)
Penerimaan total ialah jumlah seluruh penerimaan
perusahaan dari penjualan produk yang dihasilkan. Penerimaan ini dapat dihitung
dengan cara mengalikan jumlah seluruh produk yang dihasilkan dengan harga jual
produk per unit. Secara matematis, perhitungan itu dapat dirumuskan :
· TR = Q x P
b.
Penerimaan
raa-rata/average revenue (AR)
Penerimaan rata-rata ialah penerimaan per unit
produk yang terjual. Penerimaan rata-rata dapat dihitung dengan cara membagi
penerimaan total perusahaan dengan jumlah produk yang terjual. Secara
matematis, perhitungan ini dapat dirumuskan :
· AR = TR/Q
Keterangan :
AR = penerimaan rata-rata
TR =
penerimaan total perusahaan
Q = jumlah produk yang dihasilkan, dan
diasumsikan semuanya terjual
· AR = Q x P/Q sehingga AR =
P
c.
Penerimaan
marginal/marginal revenue (MR)
Penerimaan marginal ialah penerimaan tambahan dari
adanya tambahan per unit produk yang terjual. Penerimaan marginal dapat
dihitung dengan cara membagi tambahan penerimaan total perusahaan dengan
tambahan jumlah produk yang terjual. Secara sistematis, perhitungannya dapat
dirumuskan :
· MR = TR/Q
Keterangan :
MR = penerimaan marginal
TR = tambahan penerimaan total
Q = tambahkan jumlah produk yang dihasilkan, dan diasumsikan semuanya terjual.
6.
PERHITUNGAN PENERIMAAN PERUSAHAAN
Untuk
memperjelas pemahaman mengenai konsep TR, AR, dan MR, anda dapat melihatnya
pada tabel berikut. Perhitungan ini didasarkan pada kecenderungan menurunnya
harga dengan semakin banyaknya barang yang dijual.
Quantity (unit )
|
Price (Rp)
|
TR (Rp)
|
AR (Rp)
|
MR (Rp)
|
1
|
50
|
50
|
50
|
0
|
2
|
47
|
94
|
47
|
44
|
3
|
40
|
160
|
40
|
33
|
4
|
32
|
192
|
32
|
16
|
5
|
28
|
196
|
28
|
4
|
6
|
24
|
192
|
24
|
-4
|
7
|
20
|
180
|
20
|
-12
|
Jika P tetap meskipun Q bertambah, pertambahan TR
akan sebanding dengan pertambahan Q. Artinya jika Q ditambah 10% TR juga akan
bertambah 10%. Sementara itu, AR tetap sama dengan P. Begitu pula MR akan
samadengan P. Ini disebabkan tambahan TR sebanding dengan tambahan Q sehingga
MR = P.
7.
LABA DAN RUGI ( PROFIT AND LOSS )
Setelah memahami konsep biaya produksi dan
penerimaan perusahaan, anda akan dapat menghubungkan kedua konsep tersebut.
Apabila anda hubungkan antara biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan dan
penerimaan yang diterima perusahaan, anda akan menghadapi tiga kemungkinan,
yaitu biaya lebih kecil dari pada penerimaan atau biaya lebih besar dari
penerimaan.
Jika biaya lebih kecil dari penerimaan, akan lahir
laba (profit). Jika biaya lebih besar dari penerimaan akan timbul rugi (loss),
dan jika sama dengan penerimaan, akan lahir konsep titik impas (break event
point). Bedasarkan hubungan antara biaya dan penerimaan tersebut, laba usaha
(profit) dapat diartikan sebagai kelebihan penerimaan perusahaan atas biaya
yang dikeluarkannya. Dapat juga dikatakan bahwa laba usaha merupakan selisih
positif dari penerimaan perusahaan atas biaya yang dikeluarkannya.
Adapun rugi usaha dapat diartikan sebagai selisih
negative dari penerimaan perusahaan atas biaya yang dikeluarkannya. Sementara
itu, titik impas dalam usaha dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang
menunjukkan bahwa penerimaan perusahaan sama dengan biaya yang dikeluarkannya.
Dengan kata lain, dalam keadaan impas, perusahaan tidak memperoleh laba dan
tidak menderita rugi.
A.
Perhitungan
Laba dan Rugi Usaha.
Laba dan rugi usaha dapat diperhitungkan secara
total maupun rata-rata.
-
Perhitungan secara
total akan melahirkan konsep laba total/total
profit (TPF) dan rugi total/total
loss (TL). Laba total merupakan jumlah seluruh laba yang diterima
perusahaan sebagai akibat dari kelebihan penerimaan total (TR) atas biaya total
(TC) yang dikeluarkan perusahaan. Dengan demikian, total profit dapat dihitung
dengan rumus :
·
Total profit (TPF) =
Total Revenue (TR) – Total cost(TC)
Apabila TC lebih besar daripada TR, TPF akan
negative. TPF yang negative menunjukan bahwa perusahaan mengalami kerugian atau
besar rugi total (total loss).
-
Perhitungan secara
rata-rata akan melahirkan konsep laba rata-rata/average profit (APF) dan konsep
rugi rata-rata/average loss (AL). Laba rata-rata ialah laba yang diterima per
unit produk, sedangkan rugi rata-rata ialah kerugian yang diderita perusahaan
per unit produk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar