Minggu, 29 September 2013

KEGAGALAN AWAL KEBERHASILAN

NAMA : RANDI ADITIA WIGUNA
NPM : 15111841
KELAS :  3KA33       


        Japan Language Proficiency Test atau sering disebut dengan JLPT adalah tes kemampuan bahasa jepang yang diselenggarakan satu tahun 2 kali yaitu bulan juli dan desember, di adakan oleh pihak Japan Foundation sebagai tolak ukur terhadap perkembangan bahasa jepang di indonesia. JLPT sebetulnya hampir sama dengan TOEFL, tetapi ada juga perbedaan yaitu di JLPT ada sistem perlevelan mulai dari level pemula N5 sampai level yang paling tertinggi yaitu N1.
            Saya mengikuti ujian ini sebetulnya sudah 3 kali, tahu tentang JLPT adalah dari tempat kursus bahasa jepang saya. Sensei menyarankan saya untuk mengikuti level N4, tapi saya ragu karena baru beberapa bulan belajar bahasa jepang di tempat kursus ini. Sedangkan untuk level N4 adalah minimal sudah beleajar bahasa jepang selama 150 jam dan saya harusnya mengikuti N5 yang sesuai dengan kemampuan, saya pesimis tapi saya mencoba saran sensei, karena kalo belajar pasti bisa. pendaftaran pada bulan april dan masih ada waktu 2 bulanan untuk mempersiapkan JLPT ini, mulai mencari buku-buku untuk JLPT di toko buku dan segera membelinya. Mencoba membaca bukunya, tetapi isi buku tersebut sama sekali tidak mengerti, mengerti hanya sebagian saja karena materi di tempat kursus saya belum sampai sana tentunya. Mencoba untuk memahami isi buku tersebut dengan bertanya kepada sensei, sedikit demi sedikit mengerti isi dari buku tersebut. Satu bulan sebelum ujian sensei terus mengajarkan secara intesif kepada murid-muridnya yang mengikuti JLPT mulai dari moji goi, bunpou dan choukai. hasil dari latihan tersebut masih jauh dari harapan, dan saya juga lemah di choukai tapi tetap optimis.
Hari ujian pun tiba dan pengawas ujian masuk, ini adalah pertama kali saya mengikuti ujian ini, agak sedikit bingung dan tegang. Soal pertama dibagikan yaitu moji goi, untuk mengerjakannya saya lumayan bisa. Soal pertama selesai, istirahat kira-kira 5 menit mencoba membaca buku walaupun isi dari buku tersebut tak satupun yang bisa masuk ke kepikiran saya. Istirahat selesai pengawas masuk kelas dan membagikan soal kedua yaitu soal bunpou, mencoba membaca isi dari soal tersebut dan hasilnya sama sekali tidak mengerti, hanya sebagian saja yang bisa saya mengerti, dalam soal bunpou banyak terdapat soal cerita yang dalam soal cerita tersebut banyak kanji yang belum saya pelajari, dan hasilnya saya mengerjakan sebisa nya saja. Untuk soal ketiga choukai (listening) disini saya sering merasa sangat gagal, pertama, pada saat ujian choukai karena lokasi ujiannya dekat dengan bandara halim, agak sedikit terganggu dengan bunyi pesawat tersebut. Untuk yang kedua, mungkin karena efek dari bunyi pesawat yang berlalu lalang membuat saya menjadi tidak bisa konsen dan kebanyakan melamun, dari situ saya ketinggalan beberapa soal dan saya akhirnya menjawab dengan asal-asalan. Ujian pun selesai saya rasa ujiannya gagal.
Pada saat hari pengumuman, saya mengecek dan hasilnya “not passed” tidak lolos, ternyata dugaan saya benar. Setelah mendapatkan pengalaman dari ujian pertama, saya belajar dengan serius dan tekun untuk bisa lulus ujian JLPT ini, dan hasilnya sekarang saya sudah lulus N5 dan N4, nanti pada desember tahun ini saya mengikuti N3 semoga bisa lulus juga, karena yang saya tahu lulusan N3 untuk mendapatkan kerja di perusahaan jepang tidak terlalu sulit. Belajar dari kegagalan pada ujian pertama membuat saya termotivasi untuk terus belajar bahasa jepang, walaupun saya tidak ada basic bahasa jepang karena saya kuliah bukan di jurusan bahasa jepang, tapi saya ingin mempunyai keahlian salah satu nya bahasa jepang ini.