NAMA : RANDI ADITIA WIGUNA
NPM : 15111841
KELAS : 3KA33
Japan Language Proficiency Test atau
sering disebut dengan JLPT adalah tes kemampuan bahasa jepang yang
diselenggarakan satu tahun 2 kali yaitu bulan juli dan desember, di adakan oleh
pihak Japan Foundation sebagai tolak ukur terhadap perkembangan bahasa jepang
di indonesia. JLPT sebetulnya hampir sama dengan TOEFL, tetapi ada juga
perbedaan yaitu di JLPT ada sistem perlevelan mulai dari level pemula N5 sampai
level yang paling tertinggi yaitu N1.
Saya
mengikuti ujian ini sebetulnya sudah 3 kali, tahu tentang JLPT adalah dari tempat
kursus bahasa jepang saya. Sensei menyarankan saya untuk mengikuti level N4,
tapi saya ragu karena baru beberapa bulan belajar bahasa jepang di tempat
kursus ini. Sedangkan untuk level N4 adalah minimal sudah beleajar bahasa
jepang selama 150 jam dan saya harusnya mengikuti N5 yang sesuai dengan
kemampuan, saya pesimis tapi saya mencoba saran sensei, karena kalo belajar
pasti bisa. pendaftaran pada bulan april dan masih ada waktu 2 bulanan untuk
mempersiapkan JLPT ini, mulai mencari buku-buku untuk JLPT di toko buku dan
segera membelinya. Mencoba membaca bukunya, tetapi isi buku tersebut sama
sekali tidak mengerti, mengerti hanya sebagian saja karena materi di tempat
kursus saya belum sampai sana tentunya. Mencoba untuk memahami isi buku
tersebut dengan bertanya kepada sensei, sedikit demi sedikit mengerti isi dari
buku tersebut. Satu bulan sebelum ujian sensei terus mengajarkan secara intesif
kepada murid-muridnya yang mengikuti JLPT mulai dari moji goi, bunpou dan
choukai. hasil dari latihan tersebut masih jauh dari harapan, dan saya juga
lemah di choukai tapi tetap optimis.
Hari ujian
pun tiba dan pengawas ujian masuk, ini adalah pertama kali saya mengikuti ujian
ini, agak sedikit bingung dan tegang. Soal pertama dibagikan yaitu moji goi,
untuk mengerjakannya saya lumayan bisa. Soal pertama selesai, istirahat
kira-kira 5 menit mencoba membaca buku walaupun isi dari buku tersebut tak
satupun yang bisa masuk ke kepikiran saya. Istirahat selesai pengawas masuk
kelas dan membagikan soal kedua yaitu soal bunpou, mencoba membaca isi dari
soal tersebut dan hasilnya sama sekali tidak mengerti, hanya sebagian saja yang
bisa saya mengerti, dalam soal bunpou banyak terdapat soal cerita yang dalam
soal cerita tersebut banyak kanji yang belum saya pelajari, dan hasilnya saya
mengerjakan sebisa nya saja. Untuk soal ketiga choukai (listening) disini saya
sering merasa sangat gagal, pertama, pada saat ujian choukai karena lokasi
ujiannya dekat dengan bandara halim, agak sedikit terganggu dengan bunyi
pesawat tersebut. Untuk yang kedua, mungkin karena efek dari bunyi pesawat yang
berlalu lalang membuat saya menjadi tidak bisa konsen dan kebanyakan melamun,
dari situ saya ketinggalan beberapa soal dan saya akhirnya menjawab dengan
asal-asalan. Ujian pun selesai saya rasa ujiannya gagal.
Pada saat
hari pengumuman, saya mengecek dan hasilnya “not passed” tidak lolos, ternyata
dugaan saya benar. Setelah mendapatkan pengalaman dari ujian pertama, saya
belajar dengan serius dan tekun untuk bisa lulus ujian JLPT ini, dan hasilnya
sekarang saya sudah lulus N5 dan N4, nanti pada desember tahun ini saya
mengikuti N3 semoga bisa lulus juga, karena yang saya tahu lulusan N3 untuk
mendapatkan kerja di perusahaan jepang tidak terlalu sulit. Belajar dari
kegagalan pada ujian pertama membuat saya termotivasi untuk terus belajar
bahasa jepang, walaupun saya tidak ada basic bahasa jepang karena saya kuliah bukan
di jurusan bahasa jepang, tapi saya ingin mempunyai keahlian salah satu nya
bahasa jepang ini.